Mewujudkan Keadilan

EDITOR GMITJASS
31 Agustus 2024 127 x Renungan
MEWUJUDKAN KEADILAN
Amos 5:7-13
Amos berarti “penanggung beban”. Ini sesuai dengan panggilan Tuhan baginya. Amos terbeban dengan kebobrokan sosial dan moral di
Israel. Ia menubuatkan tentang hukuman Tuhan atas
Israel karena adanya praktek ketidakadilan, ketidakbenaran yang dilakukan oleh
para pemimpin bangsa dan pemimpin agama terhadap kaum miskin dan rakyat kecil. Dalam nubuatnya Amos menyampaikan bahwa malapetaka akan
menimpa bangsa itu namun masih ada kesempatan dan harapan bagi mereka yang mau
bertobat dan melakukan kehendak Allah. Ada dua hal
yang disampaikan Amos kepada umat Israel dan juga kita untuk mewujudkan keadilan yaitu: Pertama, Amos membuka dengan terus terang perbuatan jahat Israel.
Israel telah merubah keadilan menjadi ipuh
(ay.7). Ipuh
adalah sejenis tanaman yang rasanya pahitnya. Ini
menjadi kiasan dari kepahitan hidup akibat dosa yang dilakukan umat Israel.
Mereka telah melakukan kejahatan dengan menindas dan merampas milik orang
lemah. Mereka benci kepada pembuat keputusan yang adil di pintu gerbang. Mereka
berkata keji kepada yang tulus hati. Mereka rajin
beribadah tapi memperjual belikan ketidakadilan demi kemewahan dan kemapanan
hidup. Hasil dari
menindas orang miskin dan membebankan pajak yang berlebihan membuat hidup para
pemimpin berkelimpahan. Mereka membangun rumah
mewah dari batu
pahat,
hidup dengan kemewahan dan membuat kebun anggur yang indah.
Hidup
orang miskin begitu menderita karena tekanan yang terus menerus dilakukan oleh
orang-orang kaya. Amos melihat hal itu dan
memprotesnya. Menurut Amos keadilan telah
diselewengkan (ay.7). Amos menuntut supaya
keadilan dinyatakan ditengah kehidupan yang bobrok.
Menurut Amos, Allah sungguh membenci perbuatan melawan keadilan karena perbuatan
itu melawan Allah sendiri dan merusak kemanusiaan. Kedua, Amos menegaskan secara tegas perbuatan
Allah atas Israel. Menurut Amos Allah tidak tinggal diam menyaksikan ketidakadilan.Menurut Amos Allah tidak tinggal diam menyaksikan ketidakadilan. Allah
menyatakan kemahakuasaan-Nya sebab ketidakadilan membuat orang lemah mengalami
sengsara. Allah menenteng ketidakadilan.
Jalan Allah adalah jalan keadilan dan kebenaran.
Barang siapa mengenal Allah dan hidup didalam-Nya harus melakukan kebenaran dan
keadilan dan kejujuran. Iman kepada Allah harus tampak
dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam perilaku hidup kepada sesama.
Amos menyerukan agar para pemimpin dan penegak hukum yang sewenang-wenang bertobat
dan berpihak pada orang kecil dan lemah. Amos
terbuka dan jujur bahwa Tuhan mengasihi mereka yang mau mencari Dia dan hidup
menurut ketetapan-ketetapan-Nya (ay.4 dan 6). Bagi Amos penindasan dan yang sejenisnya adalah tindakan
melawan Allah. Para penindas terus didoakan agar mereka sadar dan meninggalkan
pekerjaan itu. Kita mesti berpihak pada yang lemah dan tak berdaya sebagaimana
yang sudah dilakukan oleh Tuhan Allah sendiri demi keadilan. Sebagai orang
percaya kita tidak pernah lepas dari pengalaman ketidakadilan. Menghadapi ketidakadilan
tetaplah setia menunjukkan kasih. Lewat kasih, kita menunjukkan
kepada dunia bahwa
Allah yang kita sembah adalah Allah yang penuh kasih. Allah yang penuh kasih akan
memampukan kita untuk terus mengasihi termasuk mengasihi musuh
sekalipun. Peristiwa salib
mempertemukan kasih dan keadilan
Allah.
Yesus
Tuhan saat disalibkan oleh musuh-musuhnya mereka tidak mampu memperlihatkan
kesalahan apa yang membuat-Nya pantas dihukum mati. Namun Yesus tetap mengasihi dan mendoakan
mereka dan meminta Bapa-Nya mengampuni mereka. Inilah yang Allah inginkan saat
kita mengalami ketidakadilan. Membalas kejahatan dengan kejahatan tidak akan dapat mewujudkan
keadilan.Hanya kasih yang mampu mewujudkan keadilan.