Jangan Hitung-hitungan!

ADMIN 1 GMITJASS
14 Maret 2024 573 x Materi PA
Persekutuan Pendalaman Alkitab
Jemaat GMIT Tamariska Maulafa
Kamis, 14 Maret 2024
Bacaan 1 : Markus 14:3-9
Tema : Jangan Hitung-hitungan!
Pendahuluan
Cara pandang atau mindset memiliki pengaruh besar dalam hidup kita,karena hidup ditentukan oleh cara pandang. Mindset bisa mempengaruhi cara berpikir, merasa, dan berperilaku dalam situasi apa pun.
Begitulah, ketika kita menjumpai suatu fakta. Penilaian kita tentang suatu fakta itu tentu berbeda-beda. Penilaian kita akan menentukan sikap dan tindakan kita. Ada yang menghitung-hitung namun ada pula yang tidak
memperhitungkannya, ada yang mengkritik/mencemooh tapi ada pula yang mengapresiasi.
Pendalaman Teks
Ada satu “agenda” Yesus menjelang saatnya tiba adalah berkunjung ke rumah Simon, penderita sakit kusta. Ia tinggal di Betania, ± 3km dari Yerusalem. Di saat mereka sedang duduk makan, ada kejadian yang kemungkinan sudah ada niat di hati perempuan ini, namun ia baru mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan keinginannya. Kesempatan ini begitu istimewa dan tepat waktunya.
Perhatikan plot penulis Markus:
- Ayat 3 -> Perempuan itu melakukan tindakan yang sangat menghormati dan memuliakan Yesus karena itu ia membawa dan melakukan suatu perbuatan yang bernilai “mahal” yaitu membawa buli-buli pualam berisi minyak narwastu murni dan mencurahkan minyak itu ke atas kepala Yesus. Minyak narwastu sangat mahal, dan sukar didapat di Palestina. Minyak narwastu berasal dari India-Utara di lereng gunung Himalaya, minyak terbuat dari akar narwastu. Di dalam buli-buli itu ada kira-kira 31/2 ons minyak narwastu, harganya kira-kira Rp. 120.000. biasanya orang memakai setetes saja sekali pakai. Perempuan itu mematahkan leher buli-buli sehingga minyak dapat deras mengalir keluar. Setetes saja tidak cukup untuk dipakaikan mengurapi Yesus. Apa yang ada padanya diberikan seluruhnya untuk persembahan kepada Yesus.
- Ayat 4-5 -> beberapa orang (menurut Matius, mereka adalah murid-murid, Matius 26:8) bereaksi marah atas perbuatan mulia itu dan saling mengkomentari karena menganggap bahwa hal itu adalah pemborosan. Kesalahan murid-murid adalah mereka tidak bisa merasakan kasih dan syukur dari perbuatan perempuan itu. Ia mau menyatakan kasih dan syukur kepada Yesus, malah dimarahi dan dianggap pemborosan. Minyak narwastu dicurahkan sebagai tanda kasihnya kepada Yesus, dalam keadaan seperti itu ia tidak lagi memikirkan kerugian, karena yang terpenting adalah mencurahkan isi hatinya dengan persembahan minyak narwastu. Rupa-rupanya murid-murid tidak merasakan hal itu.
- Ayat 6-7 -> Yesus menanggapi perbuatan perempuan yang dikecam beberapa orang karena harganya sekitar 300 dinar = upah pekerja 300 hari.
- Ia sudah melakukan perbuatan yang baik pada Yesus (dalam narasi Injil, tidak ada catatan tentang perbuatan baik yang pernah dilakukan murid-murid pada Yesus), Yesus meresponi untuk membiarkan apa yang dilakukan perempuan tersebut karena menurut-Nya itu adalah perbuatan baik.
- Ia membandingkan keberadaan-Nya dengan orang miskin di bumi, ini menunjukkan SAATNYA semakin dekat.
- Ia menghargai perbuatan perempuan ini karena tidak hanya untuk saat itu tetapi sampai pada hari Yesus dikuburkan. Yesus menunjukkan akan SAAT penguburan-Nya.
- Terakhir dengan kata “Sesungguhnya” = Amin - kepastian, kesungguhan, apa yang dilakukan oleh perempuan ini karena ia menganggap Yesus adalah seseorang yang istimewa dan lebih berharga daripada minyak narwastu.
Dari teks, ada beberapa hal menjadi bahan refleksi :
1. Jangan Hitung-hitungan!
Sadar atau tidak, sering kali kita hitung-hitungan dengan Tuhan. Jangankan memberi seluruh harta yang kita miliki, memberikan waktu khusus untuk-Nya saja berat rasanya. Ini berbeda sekali dengan seorang perempuan yang mengurapi Yesus. Di rumah Simon di Betania Yesus diurapi oleh seorang perempuan dengan minyak narwastu murni (ay. 3). Beberapa orang yang melihat itu menjadi gusar, bukan karena tindakan pengurapannya, melainkan karena harga minyak narwastu yang mahal itu (ay. 4-5). Dengan dalil menolong orang miskin, mereka marah terhadap perempuan itu karena menurut mereka itu adalah pemborosan. Yesus justru memandang bahwa apa yang dilakukan perempuan itu adalah perbuatan yang baik (ay. 6). Pada momen ini, Yesus secara tidak langsung memberitahukan apa yang akan Ia alami, yakni kematian dan penguburan-Nya, dan apa yang dilakukan selagi Yesus masih ada bersama mereka (ay. 7-8). Apa yang dilakukan perempuan itu tentu sudah dipersiapkan dan dipikirkannya matang-matang. Pemberian minyak mahal pasti hanyalah diperuntukkan bagi orang yang sangat spesial. Bagi perempuan itu, Yesus jauh lebih berharga daripada minyak narwastu. Puji Tuhan, maksud hatinya untuk melakukan itu semua kepada Yesus telah tersampaikan.
Tindakan perempuan tersebut mengajarkan kepada kita untuk memberikan yang terbaik bagi Tuhan. Intinya bukan terletak pada seberapa mahal yang kita berikan, melainkan seberapa berharga Yesus di mata kita. Selain itu, kita juga diajar bahwa fokus kita dalam melakukan sesuatu untuk Tuhan adalah penilaian Tuhan sendiri, bukan orang lain. Manusia bisa saja memarahi, mencela, dan menghina apa yang kita lakukan, tetapi selama apa yang kita lakukan sesuai standar Allah, yakni firman Tuhan, kita tidak perlu khawatir. Jangan hitung-hitungan dengan Tuhan. Berikan yang terbaik dari yang kita miliki, entah itu sumbangan, bantuan partisipasi, atau dukungan pelayanan. Persembahkanlah semuanya untuk kemuliaan nama Tuhan.
2. Setiap perbuatan baik tidak memperhitungkan biayanya dan setiap perbuatan baik akan diuji dengan berbagai kritikan.
Setiap momen itu berharga, terlebih dengan orang-orang yang kita kasihi. Ada banyak cara untuk mengabadikan momen itu. Perempuan Betania itu memiliki cara tersendiri dalam mengabadikan momennya bersama Yesus menjelang kematianNya. Momen itu tidak hanya penting bagi perempuan itu tetapi juga bagi Yesus karena ada cinta kasih yang menguatkanNya. Perempuan itu memberikan apa yang merupakan salah satu hartanya yang paling berharga. Markus mengatakan bahwa ia membawa buli-buli pualam berisi minyak wangi mahal, terbuat dari narwastu murni. Ia memecahkannya dan menunangkan minyak wangi ke kepala Yesus. Ia tidak memperhitungkan besaran biaya yang dikeluarkan untuk membeli minyak, ia tidak memperhitungkan akibat dari perbuatannya itu dan Yesus memberikan apresiasi bahwa ia melakukan suatu perbuatan baik. Pelajaran bagi kita bahwa jika kita ingin melakukan hal-hal baik bagi kemuliaan nama Tuhan maka kita tidak boleh memperhitungkan biaya atau harga yang harus dibayar tetapi tetaplah bekerja ekstra untuk hormat dan kemuliaan namaNya. Hal ini dapat mencakup pemberian diri kita sendiri, pelayanan kita, waktu kita, kehidupan kita bahkan juga uang dan materi kita tanpa memperhitungkan biayanya. Juga, mari kita lakukan untuk orang-orang disekitar kita ketika mereka masih hidup, bukan setelah mereka tiada. Yesus mengatakan bahwa biasanya meminyaki seseorang setelah ia mati tetapi perempuan ini meminyaki selagi bersama-sama sebagai persiapan penguburanku (ay. 8).
Momen akan selalu datang dan pergi, itulah yang membuat momen menjadi unik dan berharga. Perempuan Betania itu telah mengabadikan momen bersama Yesus dengan memberi yang terbaik kepadaNya. Ia membuat hal bernilai dalam kebersamaan sebagai Guru & murid. Ketahuilah bahwa ketika kita melakukan suatu perbuatan baik akan selalu ada orang yang mengapresiasi perbuatan kita dan akan selalu ada orang yang mengkritik dan mencemooh kita. Banyak orang akan bertindak seperti yudas yang berhati sosial, so peka kepada orang miskin, berlaku seperti Yudas yang menganggap perbuatan baik perempuan itu sebagai pemborosan padahal baginya uang lebih penting daripada penghormatan kepada Tuhan. Perbuatan baik kepada Tuhan akan selalu tidak disukai orang tetapi tetaplah berbuat baik dengan penuh kesabaran. Belajarlah seperti hujan, ketika tidak ada hujan dimusim kemarau banyak orang merindukan datangnya hujan namun ketika hujan turun tanpa henti banyak orang mengeluh dan mengkritik hujan. Tetaplah mengalir dan memberikan pertumbuhan serta kesuburan. Karena disaat yang sama ada orang yang mengapresiasi segala perbuatan baik kita.
3. Pasal ini menyoroti tema-tema seperti kasih, pengorbanan, penghargaan terhadap Yesus, dan pentingnya pengabdian dalam mengikuti-Nya. Beberapa hal yang dapat diperhatikan:
- Perbuatan Penuh Kasih: Perempuan ini melakukan tindakan yang sangat penuh kasih dan penghargaan terhadap Yesus dengan mencurahkan minyak wangi mahal ke atas-Nya.
- Pengorbanan dan Harga Diri: Tindakan perempuan ini merupakan bentuk pengorbanan yang besar, karena minyak wangi tersebut sangat berharga. Ini menunjukkan kesediaannya untuk memberikan yang terbaik untuk Yesus, tanpa mempedulikan biaya atau penilaian orang lain.
- Penerimaan oleh Yesus: Meskipun beberapa orang mengkritik perempuan itu atas pemborosannya, Yesus menerima tindakannya dengan penuh penghargaan dan menganggapnya sebagai suatu tindakan yang baik dan berarti.
- Perhatian terhadap Masa Depan Yesus: Yesus menyatakan bahwa tindakan perempuan itu adalah untuk mempersiapkan jenazah-Nya bagi pemakaman, yang menunjukkan pemahaman akan penderitaan dan kematian-Nya yang akan datang.
- Penekanan pada Pentingnya Pengabdian: Tindakan perempuan ini mengilustrasikan pentingnya pengabdian dan pengorbanan dalam mengikuti Yesus. Ini mengajarkan kita tentang nilai memberikan yang terbaik bagi Tuhan dalam pengabdian kita kepada-Nya.
PERTANYAAN:
- Bagaimana tindakan perempuan itu mencerminkan sikap kita sebagai pengikut Yesus dalam memberikan yang terbaik bagi-Nya?
- Apa yang dapat dipelajari dari tanggapan berbeda orang terhadap tindakan perempuan ini tentang nilai kasih, pengorbanan, dan penghargaan terhadap Yesus?